Jumat, 26 Maret 2021

Live Streaming Youtube bersama Dosen

Ini ketika saya masih semester satu, masih jadi maba. Pengalaman pertama live streaming di youtube bersama dosen mata kuliah Logika dan Algoritma, bu Rabiatul. Pengalaman yang sangat berkesan. Tidak hanya saya yang diundang ke live streaming yotube channel dosen pengampu mata kuliah logika dan algoritma, ada juga satu teman sekelas saya yang bernama Urai Arvia Maharani. Pada waktu itu saya belum sadar kalau microphone laptop saya bermasalah. Kalian bisa menontonnya dengan klik link di bawah ini :

https://www.youtube.com/watch?v=K8loDuvNqjI 

 


 

Rabu, 08 Januari 2020

Alasan Pergi ke Grapari

Disini adakah yang pernah pergi ke grapari? Jika ada bisakah kalian tulis pengalaman dan hasil dari kalian pergi ke tempat tersebut?


Semua ini terjadi ketika aku dilanda kegabutan tingkat dewa malam hari. Aku sedang menyimak sambil menunggu pemateri selesai menjawab pertanyaan yang diberikan oleh beberapa anggota dari salah satu grup kepenulisan yang aku ikuti di WhatsApp. Entah dari mana datangnya ide 'coba-coba' memainkan pengaturan WhatsApp tersebut. Awalnya aku ragu, takut salah klik dan semua chat yang penting terhapus. 


Akhirnya kemarin malam itu menurutku ini adalah ide yang cemerlang. Pikirku, sebelum mengotak-atik alangkah lebih baiknya aku pastikan semua pesan sudah dicadangkan. Jadi jika ter-log out bisa log-in kembali dan history chat tetap ada. 


Dengan bahagia jari-jemariku menari di atas layar smartphone. Mengklik, mengatur apa saja yang selama ini menjadi pertanyaan di dalam hati. Jika aku mengklik ini, dan ini, atau yang itu apa yang akan terjadi?


Aku berbicara sendiri di dalam hati, "Oh iya, aku ingat. Waktu pertama beli smartphone baru dan memasang WhatsApp menggunakan nomor yg lama eh sebagian history chat dan grub penting masuk ke smartphone yang baru. Coba aku cadangkan dulu semuanya, lalu uninstall WhatsApp dan buka WhatsApp di smartphone yang lama. Jadi pasti semua chat yang lama dan yang baru tercadangkan semuanya."


Akupun hapus instalan aplikasi WhatsApp di smartphone yang baru. 


"La la la," Aku bersenandung kecil sambil berjalan ke kamar, mengambil smartphone lama, menghidupkan wifi, memasukan sandi wifi, koneksi internet tersambung, lalu membuka WhatsApp. 


Jeng... Jeng... Jeng...


Tertulis jelas di layar smartphone seperti ini : Tidak dapat masuk ke akun WhatsApp anda karena perangkat lain sudah menggunakan nomor yang sama. 


Jari-jemariku yang tadinya sedang menari nan bahagia mendadak lemas. Aku terdiam sebentar. Bengong. Aku hanya diam menatap layar smartphone yang berubah menunjukan tampilan awal jika masuk ke aplikasi WhatsApp. Yups harus memasukan nomor. 


Di smartphone yang baru, kan, WhatsAppnya sudah aku hapus. Kenapa tidak bisa masuk ke smartphone yang lama? Kenapa tulisannya perangkat lain menggunakan nomor yang sama?Apa yang sudah aku lakukan? Aku dengan tenang kembali memasukan nomor ponselku. Lalu menunggu kode verifikasi. Waktu yang ditentukan sudah lewat. Tidak ada kode verifikasi dari WhatsApp. Aku klik verifikasi melalui telepon. 


Bukan hanya jari, tapi jantungku juga ikut lemas. Disitu tertulis nomor yang di tuju tidak bisa menerima panggilan. Aku langsung cek bar smartphone. Biarlah orang bilang aku lebay. Tapi ini rasanya aku terkena serangan jantung ringan. Benar-benar terkejut melihat jaringan kartu dari telkomsel menjadi hanya panggilan darurat. 


Apa kartuku sudah mati? Tapi sejak kapan? Tidak ada pesan peringatan masa tenggang dari telkomsel. Kemarin kartuku masih baik-baik saja. Kenapa sekarang jaringannya mendadak menghilang menjadi hanya panggilan darurat? Cukup si dia yang mendadak hilang, sim card jangan ikutan. 


Keesokan harinya, pagi-pagi aku sudah melamun. Jika orang lain termenung karena sang kekasih, tapi aku menjadi diam karena pusing memikirkan sim card. 


Aku duduk sambil menatap layar smartphone bak seorang insan yang bersedih karena menunggu kabar yang tak kunjung datang dari kekasihnya. "Kenapa nangis?" Tanya ayahku yang memang sudah lama duduk di sampingku. 


Padahal aku tidak menangis. Cuman memang terlihat jelas wajah sedihku. Aku hanya menggeleng kepala lemah. "Heleh galau... haha paling nggak dikasi kabar sama doinya." Ledek ayahku. Aku lirik beliau baru saja selesai menyeruput kopi kemudian menertawaiku. 


Ayah sekali mendayung dua pulau terlampaui. Benar-benar double kill, langsung menusuk ke jantungku. Sudah galau karena sim card di tambah galau dengan ayah yang mengingatkan tentang doi. Bagaimana doi mau memberi kabar jika jaringan kartu saja menghilang?


Tapi ayah, bagaimana aku bisa dapat kabar dari doi sementara anak gadismu ini saja seperti Janie Black Pink, i'm solo :') tapi tak usah khawatir ayah. Aku memang punya prinsip tidak mau duet sebelum bisa meraih cita-cita dan membahagiakanmu juga ibu. Tak usah khawatir pula tentang asmaraku karena aku sudah punya tambatan hati. Sengaja aku tidak ingin mengikat hubungan yang tak pasti. Nanti saja, langsung ikat dengan tali pernikahan. Semoga semesta menakdirkan aku dan dia berjodoh. Sama halnya dengan sim card. Semoga sim card ini masih menjadi jodoh smartphoneku. Jika tidak, aku harus mengikhlaskannya :')


"Besok kita ke grapari ya," Ucap ayah.


"Ayahkan besok kerja?" Tanyaku.


"Bisa izin sebentar," Jawab ayah. 


Ayah memang pahlawanku. 


Sama halnya seperti jatuh cinta. Aku tidak boleh berharap terlalu tinggi kepada petugas grapari yang akan aku temui nanti. Supaya ketika sim cardku tak bisa dipulihkan, aku bisa mengikhlaskannya meski berat hati ini. 


Kisah ini terjadi pada 07 April 2019.

x

Sabtu, 05 Oktober 2019

SSST!... DIAM-DIAM, YA!

Sini, deh! Saya mau kasi tahu kalian kalau ternyata masih banyak banget penulis yang masih nulis secara diam-diam.

Alasannya karena enggak percaya diri, tidak didukung orang tua, minder, karya tulisnya pernah diledekin sama teman, pernah dibully sama teman, dll.

Bahkan ada yang sudah berhenti nulis dan memilih jadi pembaca saja. Siapa? Ada! Tapi sssst.... diam-diam, ya! Orang itu sedang baca thread ini. Alasannya apa? Banyak! Ada yang karena sibuk, idenya berhenti di tempat, pernah dikritik sangat pedas jadinya down, enggak semangat lagi, dll.

Buat kalian yang sedang mengalami salah satu atau kedua hal yang saya sebutkan itu, jangan bersedih! Kalian enggak sendiri. Karena saya juga begitu, tapi itu dulu. Sekarang alhamdulillah udah lahiran. Nih! Foto anak pertama saya. 🤭 




Cantik, kan? Pasti dong! Sama cantiknya seperti saya hehe... 😁

Dulu waktu saya SMP, sebelum mengenal dunia orange, saya nulisnya secara terang-terangan di Facebook. Sampai orang tua saya tahu dan baca juga cerita fiksi saya. Dulu saya nulis digenre fan fiction artis India idola saya '-' enggak perduli pembacanya cuman satu orang itu-itu saja, itupun cuman komen "next" tapi aku tetap nulis teruuuuus....

Sampailah komputer saya rusak. Saya bilang ke Ayah untuk segara service komputernya, supaya saya bisa post cerbung saya lagi.

"Emang ada yang baca?" tanya Ayah.

Jleb! Sakit tapi tak berdarah :')

Lalu ketika saya SMA, ketika pulang sekolah langsung duduk di depan komputer. Ngetik teruuuus...

Sampai lah Ibu bertanya, "Lagi apa sih, teh?"

"Biasa, bikin cerita, " jawab saya santai.

"Cerita yang kemarin udah tamat?"

Saya menggelengkan kepala.

"Ngetik cerita baru terus! Tamatin dulu yang lama!"

Itulah kata-kata mutiara dari Ibu yang saya jadikan motivasi hingga saat ini.

Semenjak itu saya bertekad bahwa harus ada satu karya tulis saya yang SELESAI.

Saya tentukan dulu mau nulis dibidang apa. Novel? Ok. Genre? Teen fiction. Namun, ide saya hilang di tengah jalan cerita. Saya merasa berat sekali mau menulis novel hingga selesai. Ditambah saat itu jadwal sekolah saya padat sekali, ekskul teater, bimbel, kerja kelompok, belum lagi kalau mau mentas teater dan ujian sekolah. Saya ingin di manapun dan kapanpun harus tetap nulis.

Lalu dalam situasi buntu ide itu lah saya nulis quotes gak jelas di belakang buku dan di memo smartphone. Kemudian beberapa teman saya di grup chat sering bikin games sambung puisi dan ada teman saya yang menurut saya jago banget nulis puisi. Akhirnya saya memutuskan untuk nulis puisi. Terima kasih untuk  Lazuardi Choiri yang sudah saya anggap sebagai adik saya sendiri. Terima kasih untuk ilmunya, dll. Buat kalian yang mau baca puisi karya Lazuardi bisa searching di Wattpad judulnya “Patahan Hati.” Semoga saja belum di-unpublish. Karena Lazuardi ini sering kali unpublish karyanya. Padahal menurut saya karyanya bagus-bagus banget.

Dan terima kasih juga untuk teman-teman yang ada di grup chat “Penulis-Penulis Kece” yang sudah mau berbagi ilmunya secara geratis ke saya. Bang Ari, Mak Ella, Icha, Lazuardi, Kak Viannie, Thata, Kak Revin, Teh Ara, dan seluruh anggota grup chat yang dulu hingga saat ini, kalian semua sudah saya anggap sebagai keluarga sendiri. Mohon maaf jika ada nama yang tidak saya sebutkan karena tidak semua anggota masih aktif dan saya lupa nama yang jarang komunikasi dengan saya.

Nah! Menurut saya, puisi ini bisa ditulis kapanpun dan di manapun, bisa dapat ide tema apa saja yang bisa dikembangkan menjadi puisi. Saya nulis saja tanpa mikirkan jumlah viewers dan vote di Wattpad. Untuk kali ini saya nulis secara diam-diam, orang tua saya enggak tahu saya lagi nulis kumpulan puisi. Saya nulisnya di Wattpad, jadi orang tua saya enggak bisa baca dan sayapun enggak ada cerita dengan orang tua. Pernah beberapa kali saya promosiin puisi saya ini di Facebook. Namun sepertinya orang tua saya enggak lihat. Lalu saya punya target kalau lulus SMA buku kumpulan puisi saya ini harus terbit. Niatnya saya ingin buat orang tua saya bahagia dan membuktikan bahwa anak sulungnya ini bisa nulis buku hingga selesai.

Alhamdulillah, Allah permudahkan segala jalannya. Ibu saya kaget, "Masa sih?" katanya.

Hampir enggak percaya waktu saya tunjukin foto ini. 




Terus beliau senyum-senyum sendiri sambil lanjut nyetrika baju.

Untuk buku kedua saya nanti, saya akan beranikan diri untuk mengenalkan karya saya kebanyak orang. Dapat kritik? Itu tanda sayang dan ilmu dari mereka. Dapat pujian? Alhamdulillah. Dapat bullyan? Jadikan motivasi.

Setiap penulis pasti ingin karyanya bermanfaat dan dikenal oleh banyak orang. 

#nulisyuk #belajarmenulis #nulisyukbatch37

Kalian yang mau kodein doi pakai puisi, nih! Order langsung bukunya dengan klik link di bawah ini. Ada puisi tentang rindu, cinta dalam diam, cemburu, dan masih banyak lagi yang mewakili isi hati kamu.

GUEPEDIA
https://www.guepedia.com/Store/lihat_buku/MTAzNTI=

TOKOPEDIA
https://www.tokopedia.com/guepedia/serpihan-hati

BUKALAPAK
https://www.bukalapak.com/p/hobi-koleksi/buku/novel/296n5ok-jual-serpihan-hati?from=list-product&keyword=SERPIHAN+HATI+guepedia&funnel=omnisearch&product_owner=normal_seller&pos=0&cf=1&ssa=1&sort_origin=relevansi&search_sort_default=true&promoted=0

SHOPEE
https://shopee.co.id/SERPIHAN-HATI-i.3104041.2802609875

FACEBOOK
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=2275070156136885&set=a.1375179096126000&type=3&theater

INSTAGRAM
https://www.instagram.com/p/B2RC68LnLBJ/?igshid=16h3iie7f57tl

www.guepedia.com

Email : guepedia@gmail.com
WA di 081287602508
Happy shopping & reading

Enjoy your day, guys. 😊

Jumat, 04 Oktober 2019

Sholat Istisqa di Kota Khatulistiwa


Hampir dua pekan beberapa daerah di Kalimantan dan Sumatera tertutupi kabut asap nan tebal karena kebakaran lahan. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memadamkan api. Namun, ada banyak titik api. Sampai ada beberapa kiriman warganet yang memberi julukan “Negeri di Atas Awan.”

Sholat istisqa pun dilakukan oleh sebagian masyarakat di daerahnya masing-masing. Khususnya di kota kelahiranku, Pontianak. Pada hari Rabu, 18 September 2019 di halaman kantor Gubernur Kalimantan Barat.

Ini adalah potret Ayahku setelah mengikuti sholat istisqa,

Foto pertama menampakkan Ayah dan sebagian orang yang hadir di sana.

 Foto kedua Ayah selfie dengan salah satu temannya.



Doa saya pada hari itu ; usaha, doa dan ikhtiar sudah  dilakukan. Hamba tawakal kepada-Mu yang memiliki kuasa dalam menggerakkan awan dan menurunkan hujan. Semoga hujan segera turun agar kami yang tinggal di wilayah Indonesia yang sedang ditutupi kabut asap serta kemarau panjang bisa segera menghirup udara segar, bisa melihat langit biru nan cerah lagi, bisa mendapatkan air bersih yang layak pakai. Aamiin. 

Alhamdulillah sejak tanggal 23 September 2019 hingga hari ini, tanggal 04 Oktober 2019 hujan turun mengguyur Kota Kelahiranku. Hujan yang turun membawa berkah, menghapus kabut dan memberi air bersih. Kota Khatulistiwa bersinar kembali.

"Allah-lah yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang Dia kehendaki, dan menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila Dia menurunkannya kepada hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki tiba-tiba mereka bergembira." (QS. Ar-Rum 30: Ayat 48)

Teman-teman muslim yang dari Pontianak ada yang ikut sholat istisqa juga di sana? 

Tinggalkan jejak dengan komen di bawah jika kalian hadir dan sudah membaca tulisan ini. Jangan lupa like dan share. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini. Sampai jumpa dicerita lainnya. ^_^

Sabtu, 28 September 2019

Welcome To My Blog



Tentang Sabellah Ramadhiani Fitri, gadis kelahiran 24 desember 2000 di Pontianak ini adalah seorang remaja yang saat ini masih semangat berjuang untuk meraih semua mimpinya. Penulis yang sering disapa Bella ini memiliki hobi menulis cerita fiksi dan membaca sejak duduk di bangku VII SMP. Lalu mulai menekuni dunia literasi saat duduk di bangku XI SMA. Pada tahun 2017, Bella bergabung dengan beberapa organisasi kepenulisan.


Hingga ia pun mulai menyalurkan hobinya itu pada dunia orange yang umum disebut wattpad dan menuangkan beberapa karyanya di sana. Beberapa karya yang sudah menjadi buku yaitu buku antologi cerpen HEROINE bersama tim Altair, dkk (2019, Penerbit ZA Publisher), buku kumpulan puisi SERPIHAN HATI (2019, Penerbit Gue Pedia).

Untuk mengenal penulis lebih dekat, bisa kunjungi akun sosmednya di bawah ini:
Wattpad : Im_QueenBelle
Instagram : im_queenbelle
                   i.sabellah
Facebook : Sabellah Ramadhiani Fitri